Kemarin siang, dengan suhu udara yang begitu hangat aku merasa mengantuk, jam di telfon genggamku menunjukan pukul 12 kurang beberapa menit. Teringat Sunnah Rasulullah tentang tidur di antara waktu dhuha dengan dzuhur, aku pun langsung merebahkan tubuh ini ke atas kasur. Tak lama terdengar suara adzan berkumandang, namun mataku terasa berat, kaki tak bisa diangkat disertai semutan, sedangkan seluruh tubuhku kaku tak dapar bergerak. Hal ini yang mungkin sering disebut dengan "Tindihan", menurut mitos ada hubungannya dengan setan, sedangkan yang pernah aku dengar menurut ilmu pengetahuan ini karena posisi tidur yang salah, biasanya terjadi pada posisi tidur tengkurap. Padahal tidurku begitu rilex, terlentang tanpa bantal atau benda lain disekitarku, lalu aku melihat sesosok wanita di kiriku, yang tak jelas wajahnya, dia kenakan pakaian putih berjalan mendekatiku lalu bayangan wanita itu semakin pudar dan hilang, tiba tiba kakiku semakin berat seperti ada yang menahannya. Aku paksa istigfar, meski bibirku sangat kaku, aku coba untuk membaca al-fatihah atau ayat kursi, namun itu sangat sulit. Beberapa menit aku melawan tubuh ini, alhamdulillah aku dapat membuka mataku. Aku tarik nafas berlahan tapi dalam untuk menenangkan pikiranku, "ternyata aku masih hidup". Aku begitu bersyukur, aku pikir ajal sudah datang. Sampai sekarang aku tak mengerti itu mimpi atau bukan.
Kejadian terbayang bayang kematian ini tak hanya sekali ku rasakan. Dulu, aku tak ingat tepatnya tanggal berapa, namun sepertinya aku masih duduk di bangku SMA. Aku bermimpi tak ada orang yang mendengarkanku ketika aku berusaha berbicara dengannya, dengan memakai mukena aku berjalan ke sana kemari. Dalam mimpiku itu aku menatap sebauh cermin, aku menangis, aku tau ini mimpi, aku ingin bangun dari tidurku. Singkat cerita aku menemukan sebuah jasad dan aku pun tidur di jasad itu dan terbangun. Tubuhku berkeringat, aku tenangkan diri, mimpi ini seperti sesuatu yang digambarkan di film horor. Seorang roh berusaha berbicara dengan manusia yang masih hidup. Aku pun menyimpulkan mimpiku ini bisa jadi karena efek menonton TV sehingga bayangannya sampai ke mimpi, namun hal ini cukup membuatku gelisah. Andai aku mati apa yang akan ku jelaskan pada malaikat, aku banyak lalai.
Ada kejadian lagi tentang mengingat kematian, namun ini bukan mimpi hanya sebuah pikiranku sehingga menimbulkan rasa ketakutan. Saat itu aku baru saja menyelesaikan kuliah D3ku, aku akan menjalani ujian kompetansi setelah itu tinggal persiapan wisuda. Aku tidak tahu darimana pikiran aneh ini, aku selalu membayangkan jika aku mati gimana ibu dan keluargaku padahal aku akan wisuda. Jika aku mati bagaimana tanggapan orang yang mengenalku, akan kah mereka kehilanganku. Jika aku mati lalu belum shalat bagaimana pertangungjawabanku pada Allah. Aku memang sangat ketakutan namun tetap aku bersyukur atas kejadian ini aku semakin giat beribadah, karena aku sangat takut jika 5 menit lagi jantungku berhenti memompa darah ke seluruh tubuh maka aku sudah tidak dapat beramal dan bertobat. Karena ini aku pun sempat trauma mengendarai motor, aku malas berpergian, sehari hari hanya di rumah saudaraku saja. YAng ada di bayanganku jika aku kecelakaan lalu mati. Aku memang beberapa kali hampir kecelakaan, namun Alhamdulillah yang telah memberikan aku keselamatan agar aku dapat berusaha menghapus dosaku dengan amal kebaikan. Setelah beberapa kali terpaksa mengendarai motor karena harus ke kampus ikut bimbingan ujian kompetensi, Alhamdulillah yang telah menghilangkan rasa takutku yang berlebihan dan memberikan ketenangan hati.
Peristiwa-Peritiwa itu cukup jadi pelajaran, bahwa ketika benar benar itu adalah waktuku untuk kembali kepada Sang Maha Kuasa rasanya aku akan sangat menyesal atas segala kesempatan yang Allah berikan tapi tak aku pergunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ku hirup pelan pelan oksigen yang telah Allah berikan gratis, ku rasakan peredarahan darah dalam tubuhku, seakan aku lupa 21 tahun lebih Allah berikan aku kondisi yang begitu baik daripada yang lain, namun tetap saja aku masih sering mengeluh, merintih, menyalahkan takdir Allah, harusnya aku mulai sadar masih banyak orang yang tak mendapatkan kesempatan untuk memiliki anggota tubuh sempurna, merasakan haus dan lapar, memiliki keluarga yang utuh, dan yang paling utama nikmat islam dan iman. Tak semua orang mendapatkan apa yang telah Allah pinjamkan padaku.
Aku pernah mendengar sebuah ceramah dari ustadz Khalid Basalamah, ketika kita tertimpa musibah dan merasa diri paling menderita, maka carilah orang yang lebih menderita. Misalnya ada yang sakit demam, masih ada orang yang tak hanya sakit demam saja tapi ditambah rematik dan lain sebagainya. Sehingga jangan pernah merasa paling menderita di dunia ini, masih banyak orang yang tak seberuntung diri ini, Allah memberikan ujian sesuai kadar kemampuan hamba-Nya dan hakikat ujian adalah bukti sayang Allah kepada kita untuk meningkatkan derajat kita di sisi-Nya. Ada 2 hal yang akan membuat orang tenang yaitu, kita harus tau ajal pasti akan datang, mau sehat atau sakit, tua atau muda, ajal bisa datang kapan saja jadi tak perlu khawatir tetang kematian, kita cukup mengisi penantian kematian dengan amal kebaikan. Hal yang kedua adalah kita harus paham bahwa Allah sudah menakdirkan rezeki untuk kita, tidak mungkin rezeki kita diambil oranglain, sehingga tak perlu iri dan dengki dengan apa yang dimiliki oranglain. Jika kau iri dengan apa yang oranglain miliki berupa nikmat dunia maka ingatlah apa yang berada disisi Allah untuk orang bertaqwa itu jauh lebih indah daripada dunia. Dunia dan isinya terlaknat kecuali dzikir dan orang yang berilmu. Jadi jangan berbangga dengan nikmat dunia.
Ingat mati itu bukan sesuatu yang salah justru dianjurkan, namun takut mati yang tidak diperbolehkan. Penyakit yang disebut Al Wahn yaitu cinta dunia dan takut mati ini yang membuat muslim menjadi sangat lemah, sesuai dengan hadist Rasulullah.
“Rasulullah saw bersabda, “Akan tiba suatu saat di mana seluruh manusia bersatu padu melawan kalian dari segala penjuru, seperti halnya berkumpulnya manusia mengelilingi meja makan.”
Kemudian seseorang bertanya,”Katakanlah wahai Rasulullah, apakah jumlah Muslim pada saat itu sedikit?”
Rasulullah berkata,”Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian ’Wahn’.
Kemudian seseorang bertanya,”Apa itu ’wahn’?” Rasulullah berkata,”Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Daud no. 4297 dan Ahmad 5: 278, shahih kata Syaikh Al Albani)
"Ya Allah bukan aku takut mati hanya saja aku takut meninggalkan dunia ini dalam keadaan hina"