Rabu, 01 Maret 2017

KEADAAN DAERAH MAYORITAS ISLAM

Aku pernah mengikuti sebuah kajian yang sangat menarik, materinya dikemas dalam video visual. Pembahasan hari ini adalah tentang indonesia, negeri yang begitu kaya, sebiji jagung bisa jadi ratusan biji jangung setelah 100 hari karena kesuburan tanahnya, lautan bagaikan surganya ikan, dengan jala kita sudah dapat membawa pulang ikan, belum lagi tambang emas yang dikuasai perusahaan asing. Namun kenapa di negeri yang kaya ini masih ada rakyat yang miskin, kesenjangan sosial yang tinggi, yang kaya begitu tampak kaya, dan yang miskin begitu sangat miskin. Aku tidak tau apa yang terjadi pada negeri ini, apa yang membuat negeri ini terus berkembang tanpa pernah tau kapan dinobatkan sebagai negara maju.

Itu hanya secuil keunikan negeriku, indonesia. Di negeri yang mayoritas rakyatnya beragama islam ini, rasa rasanya justru syariat islam sulit ditegakan. Tak ada berita buruk tentang islam yang media tidak tayangkan, sedangkan berita itu belum tentu benar, islam adalah agama sempurna jika ada kelemahan itu berasal dari umatnya yang tidak menjalankan sesuai ketentuan islam. Jika ada sesuatu yang baik, media lumpuh dan bisu, merasa tak terjadi apa apa.

Bank bank yang menjadi sumber riba ada dimana mana, sudah jelas riba itu dosa, bahkan dosa riba yang paling ringan adalah seperti berzina dengan orangtua. Bayangkan jika seorang anak berzina dengan ibu atau ayahnya, kebayang nggak? itu dosanya sebanding dengan dosa riba terendah. Kemungkinan besar ini yang membuat rakyatnya tidak dapat meningkatkan status ekonominya. Setiap pengen usaha urusannya sama riba hanya manusianya tak sadar jika itu dosa karena kata riba diganti bunga, yang mungkin di dalam benak manusia itu sesuatu yang wangi, indah dan menguntungkan. Ini permainan kata namun sangat mempengaruhi pemiran orang orang yang kurang ilmunya.

Islam mengajarkan menutup aurat, tapi anehnya di negeri yang jumlah muslimnya lebih dari 50% ini iklan produk banyak yang menggunakan wanita dengan pakaian yang tak sesuai syariat agama. Kalau dipikir apa hubungannya kulkas dengan wanita, bahan bangunan dengan wanita, tak ada kan, memang yang menggunkan bahan bangunan wanita, tapi banyak baleho atau papan iklan yang bergambar wanita untuk mempromosikan bahan bangunan, alat elektronik, dan produk lainnya. Belum lagi acara acara TV yang menyuguhkan wanita dengan pakaian kurang bahan, bolong sana sini, potongan minim sekali atau lebar tapi nerawang. Seakan kita lupa kewajiban sebagai umat islam.

Sudah terlalu banyak dosa yang sudah dianggap biasa oleh masyarakat indonesia. Namun aku cukup bersyukur kini negeri Indonesia sedikit lebih baik, mulai muncul kajian kajian islam dengan pengisi ceramah yang benar benar alim, wanita wanita mulai mengenakan pakaian syar'i, sunnah Rasulullah mulai ditegakkan. Harapan selalu ada untuk Indonesia lebih baik lagi, namun jangan pernah berpikir "Apa yang telah negara untuk kita?" tapi lupa dengan "Apa yang telah kita berikan untuk negeri ini?". Perubahan harus kita mulai dari diri kita sendiri, sesuai dengan yang telah dijelaskan Allah dalam firman-Nya:

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” [Ar-Ra’d/13:11].

 Dari ayat ini, aku dan temanku memiliki banyak impian untuk desa tercinta. Kita berharap desa kita bisa lebih baik, namun kendalanya sejak SMA kami sudah jarang bersua di desa. Kita merantau ke pulau jawa sehingga kalau pulang 6 bulan sekali, di rumah pun tak lama. Bagaimana ingin melakukan perubahan jika beini adanya, kawan di desa pun aku tak banyak yang kenal dekat. Aku sedih jika mendengar kabar tentang pemuda desa yang putus sekolah, sering minum minuman keras, sedangkan yang memiliki kesempatan sekolah justru hamil di luar nikah, dan lebih parahnya masyarakatnya tak merasa itu sebuah masalah, meski mereka menyadari itu bukan sesuatu yang tidak baik mereka cukup berkata "ya mau gimana lagi". Rasanya mereka putus asa akan Rahmad Allah. Aku memang lemah dan bukan orang yang berpengaruh di desaku, tapi keinginanku sangat kuat untuk menjadikan Way Kekah, desa tercinta menjadi lebih baik, aku yakin hanya Allah yang dapat membantu mimpiku dangan temanku. Untuk kalian, mari bangun negeri berawal dari diri sendiri lalu lingkungan sekitar. Jika kita bisa berkomentar tetang pemerintah atau tindakan oranglain, harusnya kita tau saran apa yang lebih baik dari tindakannya itu, maka lakukanlah jangan hanya jadi manusia yang pandai menghujat saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar