Dulu saya tidak suka membaca, saya lebih suka menghitung dan akrab dengan angka. Jika ada pelajaran yang mengharuskan muridnya membaca seperti mata pelajaran IPS dan bahasa, secara otomatis nilai saya pas pasan atau bahkan di bawah standar. Novel dan komik yang merupakan buku favorite hampir semua orang, saya pun tidak tertarik untuk membacanya. Novel yang pernah saya baca sepertinya tak sampai 100 halaman dan itu saya baca karena ada tugas membuat referensi buku. Saya sering tertidur ketika membaca, bahkan membaca sms saja saya kadang ketiduran. ketika SMP kalau saya sulit tidur saya sms oranglain, dan ketika sms sudah balas biasanya saya sudah terlelap.
Hingga akhirnya Allah mendekatkan saya dengan orang-orang yang suka membaca, menulis, dan mencintai sastra. Terkadang saya heran dengan mereka kenapa ribet menggunakan kata khiasan jika ungkapan bisa dibicarakan secara to the poin. Saya pun sering mengejek beberapa teman yang puitis, tapi ejekan itu hanya sekedar becandaan. Inilah saya, jika saya mengejek oranglain maka sifat yang menjadi ejekan bisa menular ke diri saya. Saya mulai puitis, mengunakan kata kata yang ku anggap dulu ribet tapi ternyata membuat orang lebih tersentuh dan mengerti maksudku. Dengan sangat terpaksa saya pun suka membaca dengan cara membeli buku dan bertanggungjawab jawab untuk membacanya. Meski ilmu didapat tak hanya dengan membaca tapi tanpa membaca kita sulit untuk berbicara tentang hal yang berguna. Buku jendela dunia itu memang benar, kita tidak pernah ke luar negeri tapi dengan membaca buku kita tahu ada apa saja di sana.
Saat membaca buku karya Azhar Nurun Ala, seorang yang aku kenal, dia satu Alumni SD, SMP, SMA denganku, tetangga dusun, teman kakak kandungku, tapi mungkin beliau tak kenal aku. Ini untuk pertama kalinya saya membaca buku karya seseorang yang saya kenal. Dalam satu hari saya selesaikan membaca buku yang berjudul Jatuh itu. Beliau bukan ahli sastra melainkan lulusan gizi UI tapi beliau bisa jadi penulis, tanpa menghabiskan suara beliau bisa merubah banyak pemikiran orang. Mulai dari situ saya terpikir ingin menulis. Ini tips agar selalu bisa rutin menulis ala Kerajinan_kaki
1. Temukan motivasi menulis
Saya temukan beberapa motivasi menulis dari penulis
Azhar Nurun Ala
"Dorongan untuk menulis itu erat kaitannya dengan membaca. Membaca di sini bukan cuma membaca buku, tapi juga membaca sekitar, membaca situasi politik, dll. Terutama, membaca perasaan. Di situlah ceritanya dimulai, awalnya saya menulis untuk curhat. Sebagai terapi. Cuma itu. Sebelum akhirnya saya sadar bahwa ternyata sebuah tulisan bisa punya dampk yang begitu luas dan dalam. Akhirnya sekarang saya terus menulis, bukan cuma untuk terapi. Tapi juga untuk mengabadikan kebaikan. Sekaligus, mencari segenggam berlian."
Sumber : http://www.dwihandafirdaus.com
Ustadz Felix Siauw
"Aku menulis agar anak-anakku mengenal persis siapa ayahnya, bukan dari lisan orang lain tapi dari tulisan ayahnya" sunber : http://fakhrizal78.blogspot.co.id
Rezky
"Menjadi pejuang kebaikan. Pejuang harus bisa mengalahkan rasa lelah menjadi lillah. Sulit memang, muluk memang Tapi itulah yang menggerkan saya untuk terus menulis. Selain itu cara menulis saya pun berbeda. Bukan hanya menulis buku, artikel dan tulisan saja, tapi menciptakan program menulis. Contohnya saja 30 Day Writing Challenge. Bahagianya terasa banget ketika banyak oranglain terbantu dan tergerak untuk menulis"
Ada banyak lagi motivasi dari penulis lain namun pada intinya semua penulis ingin pembaca menjadi orang yang lebih baik ketika membaca tulisannya atau mungkin hanya sekedar ingin menghibur pembaca lewat tulisan. Tapi jika niat utama menulis hanya untuk mencari uang sepertinya kurang pantas, karena saya pernah membaca di internet tak terlalu banyak nobel yang diterima penulis dan saya juga pernah dengar dari penulis jika ingin menghasilkan uang maka lebih baik menulis, mencetak dan mendistribusikan sendiri bukan lewat penerbit. Namun kelebihannya jika menggunakan penerbit, lebih mudah dikenal terutama jika penerbitnya sudah terpecaya.
Balik lagi ke motivasi menulis ya, tentukan tujuan menulis mulai saat ini, ketika mulai bosan menulis ingat kembali tujuan, maka semangat menulis akan kembali pulih.
"Jika gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang maka sebaiknya kita mati meninggalkan tulisan kebaikan". Ingat ilmu yang bermanfaat akan menjadi amal jariyah yang mengalir walaupun kita mati
2. Luangkan waktu
Jangan menunggu waktu luang tapi luangkan waktu. Nikmat yang sering kita lupakan adalah waktu luang, saya termasuk yang sering menyianyiakan waktu luang dengan menunda nunda segalanya begitu pula menulis. Ketika pagi datang kita katakan "nanti sore saja nulisnya", sore pun tiba "kayaknya enak malam, suasananya hening", hingga akhirnya malam "sudah mengantuk, besok lagi saja", terus terus akhirnya tidak ada satu judul yang ditulis. Cari waktu khusus di setiap hari untuk menulis, yang paling baik adalah pagi hari karena pikiran masih fresh, jika malam hari maka lelah akan mengalahkan tekad menulis, ide ide pun gagal muncul. Namun memang setiap individu berbeda, yang terpenting luangkan waktu, baik pagi, siang maupun malam.
3. Siapakan catatan
Pikiran kita seperti pisau semakin diasah semakin tajam. Jika jarang digunakan untuk menulis maka otak tidak tajam untuk memunculkan ide ide menulis. Karya tulis pun tidak terasa tajam untuk menyentuh hati pembaca.
Apapun bisa ditulis, mulai dari kenangan, kebahagiaan, ilmu, dan opini. Oleh sebab itu bawa catatan kecil kemanapun kita pergi, atau minimal HP, jika di perjalanan pergi le kantor, pulang kerja ada kejadian menarik langsung tulis garis besarnya. Setelah sampai rumah baru lah lengkapi tulisannya. Karena menurut pengalaman, saya suka lupa dengan apa yang akan saya tulis.
4. Jangan menulis
Saya pernah menghadiri seminar ustadz Burhan Shodiq, beliau mengatakan jika sedang tidak mood menulis jangan dipaksa, tutup laptopmu, pergilah ke toko buku, beli buku yang menarik setelah itu banting / lempar buku tersebut di atas kasur (agar tidak rusak) lalu katakan "aku akan menulis lebih bagus dari ini"
Yaps, jangan menulis dengan paksaan, maka hasilnya kurang maksimal, meski kita sudah menjadwalkan rutin menulis tiap hari, namun kualitas harus terjaga. Refreshkan pikiran dengan jalan jalan, diskusi, baca tulisan lama, baca buku hingga menemukan ide yang menarik lalu segera buka laptop dan tulis.
5. Buat Rencana Judul
Ketika ada challenge membuat judul tulisan untuk 10 hari saya sangat keberatan karena merasa dibatasi dengan apa yang saya tulis. Tapi ternyata fungsi dari rencana itu adalah ketika kita sedang kehabisan ide kita sudah punya rencana yang mengarahkan kita menulis, namun jika pada hari itu punya ide lain di luar rencana tidak masalah, bisa jadi ide pada hari itu lebih menarik. Saya juga pernah membaca tips disebuah buku, jika ingin menulis sebuah buku maka yang harus kita lakukan adalah membuat sinopsis dan daftar isi, karena ini kerangka utama dalam sebuah buku, tulisan kita bisa terarah lewat sini. Tapi jika ingin tulisannya mengalir begitu saja mungkin jadinya hanya tulisan curhatan, bukan berarti salah yang seperti ini lho, semua orang punya cara masing masing dalam menghasilkan sebuah karya tulisan.
Tips ini saya dapatkan dari beberapa sumber buku dan website karena saya tau pengalaman saya tidak banyak dalam dunia kepenulisan jadi tak pantas untuk diri ini memberikan tips.
Hingga akhirnya Allah mendekatkan saya dengan orang-orang yang suka membaca, menulis, dan mencintai sastra. Terkadang saya heran dengan mereka kenapa ribet menggunakan kata khiasan jika ungkapan bisa dibicarakan secara to the poin. Saya pun sering mengejek beberapa teman yang puitis, tapi ejekan itu hanya sekedar becandaan. Inilah saya, jika saya mengejek oranglain maka sifat yang menjadi ejekan bisa menular ke diri saya. Saya mulai puitis, mengunakan kata kata yang ku anggap dulu ribet tapi ternyata membuat orang lebih tersentuh dan mengerti maksudku. Dengan sangat terpaksa saya pun suka membaca dengan cara membeli buku dan bertanggungjawab jawab untuk membacanya. Meski ilmu didapat tak hanya dengan membaca tapi tanpa membaca kita sulit untuk berbicara tentang hal yang berguna. Buku jendela dunia itu memang benar, kita tidak pernah ke luar negeri tapi dengan membaca buku kita tahu ada apa saja di sana.
Saat membaca buku karya Azhar Nurun Ala, seorang yang aku kenal, dia satu Alumni SD, SMP, SMA denganku, tetangga dusun, teman kakak kandungku, tapi mungkin beliau tak kenal aku. Ini untuk pertama kalinya saya membaca buku karya seseorang yang saya kenal. Dalam satu hari saya selesaikan membaca buku yang berjudul Jatuh itu. Beliau bukan ahli sastra melainkan lulusan gizi UI tapi beliau bisa jadi penulis, tanpa menghabiskan suara beliau bisa merubah banyak pemikiran orang. Mulai dari situ saya terpikir ingin menulis. Ini tips agar selalu bisa rutin menulis ala Kerajinan_kaki
1. Temukan motivasi menulis
Saya temukan beberapa motivasi menulis dari penulis
Azhar Nurun Ala
"Dorongan untuk menulis itu erat kaitannya dengan membaca. Membaca di sini bukan cuma membaca buku, tapi juga membaca sekitar, membaca situasi politik, dll. Terutama, membaca perasaan. Di situlah ceritanya dimulai, awalnya saya menulis untuk curhat. Sebagai terapi. Cuma itu. Sebelum akhirnya saya sadar bahwa ternyata sebuah tulisan bisa punya dampk yang begitu luas dan dalam. Akhirnya sekarang saya terus menulis, bukan cuma untuk terapi. Tapi juga untuk mengabadikan kebaikan. Sekaligus, mencari segenggam berlian."
Sumber : http://www.dwihandafirdaus.com
Ustadz Felix Siauw
"Aku menulis agar anak-anakku mengenal persis siapa ayahnya, bukan dari lisan orang lain tapi dari tulisan ayahnya" sunber : http://fakhrizal78.blogspot.co.id
Rezky
"Menjadi pejuang kebaikan. Pejuang harus bisa mengalahkan rasa lelah menjadi lillah. Sulit memang, muluk memang Tapi itulah yang menggerkan saya untuk terus menulis. Selain itu cara menulis saya pun berbeda. Bukan hanya menulis buku, artikel dan tulisan saja, tapi menciptakan program menulis. Contohnya saja 30 Day Writing Challenge. Bahagianya terasa banget ketika banyak oranglain terbantu dan tergerak untuk menulis"
Ada banyak lagi motivasi dari penulis lain namun pada intinya semua penulis ingin pembaca menjadi orang yang lebih baik ketika membaca tulisannya atau mungkin hanya sekedar ingin menghibur pembaca lewat tulisan. Tapi jika niat utama menulis hanya untuk mencari uang sepertinya kurang pantas, karena saya pernah membaca di internet tak terlalu banyak nobel yang diterima penulis dan saya juga pernah dengar dari penulis jika ingin menghasilkan uang maka lebih baik menulis, mencetak dan mendistribusikan sendiri bukan lewat penerbit. Namun kelebihannya jika menggunakan penerbit, lebih mudah dikenal terutama jika penerbitnya sudah terpecaya.
Balik lagi ke motivasi menulis ya, tentukan tujuan menulis mulai saat ini, ketika mulai bosan menulis ingat kembali tujuan, maka semangat menulis akan kembali pulih.
"Jika gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang maka sebaiknya kita mati meninggalkan tulisan kebaikan". Ingat ilmu yang bermanfaat akan menjadi amal jariyah yang mengalir walaupun kita mati
2. Luangkan waktu
Jangan menunggu waktu luang tapi luangkan waktu. Nikmat yang sering kita lupakan adalah waktu luang, saya termasuk yang sering menyianyiakan waktu luang dengan menunda nunda segalanya begitu pula menulis. Ketika pagi datang kita katakan "nanti sore saja nulisnya", sore pun tiba "kayaknya enak malam, suasananya hening", hingga akhirnya malam "sudah mengantuk, besok lagi saja", terus terus akhirnya tidak ada satu judul yang ditulis. Cari waktu khusus di setiap hari untuk menulis, yang paling baik adalah pagi hari karena pikiran masih fresh, jika malam hari maka lelah akan mengalahkan tekad menulis, ide ide pun gagal muncul. Namun memang setiap individu berbeda, yang terpenting luangkan waktu, baik pagi, siang maupun malam.
3. Siapakan catatan
Pikiran kita seperti pisau semakin diasah semakin tajam. Jika jarang digunakan untuk menulis maka otak tidak tajam untuk memunculkan ide ide menulis. Karya tulis pun tidak terasa tajam untuk menyentuh hati pembaca.
Apapun bisa ditulis, mulai dari kenangan, kebahagiaan, ilmu, dan opini. Oleh sebab itu bawa catatan kecil kemanapun kita pergi, atau minimal HP, jika di perjalanan pergi le kantor, pulang kerja ada kejadian menarik langsung tulis garis besarnya. Setelah sampai rumah baru lah lengkapi tulisannya. Karena menurut pengalaman, saya suka lupa dengan apa yang akan saya tulis.
4. Jangan menulis
Saya pernah menghadiri seminar ustadz Burhan Shodiq, beliau mengatakan jika sedang tidak mood menulis jangan dipaksa, tutup laptopmu, pergilah ke toko buku, beli buku yang menarik setelah itu banting / lempar buku tersebut di atas kasur (agar tidak rusak) lalu katakan "aku akan menulis lebih bagus dari ini"
Yaps, jangan menulis dengan paksaan, maka hasilnya kurang maksimal, meski kita sudah menjadwalkan rutin menulis tiap hari, namun kualitas harus terjaga. Refreshkan pikiran dengan jalan jalan, diskusi, baca tulisan lama, baca buku hingga menemukan ide yang menarik lalu segera buka laptop dan tulis.
5. Buat Rencana Judul
Ketika ada challenge membuat judul tulisan untuk 10 hari saya sangat keberatan karena merasa dibatasi dengan apa yang saya tulis. Tapi ternyata fungsi dari rencana itu adalah ketika kita sedang kehabisan ide kita sudah punya rencana yang mengarahkan kita menulis, namun jika pada hari itu punya ide lain di luar rencana tidak masalah, bisa jadi ide pada hari itu lebih menarik. Saya juga pernah membaca tips disebuah buku, jika ingin menulis sebuah buku maka yang harus kita lakukan adalah membuat sinopsis dan daftar isi, karena ini kerangka utama dalam sebuah buku, tulisan kita bisa terarah lewat sini. Tapi jika ingin tulisannya mengalir begitu saja mungkin jadinya hanya tulisan curhatan, bukan berarti salah yang seperti ini lho, semua orang punya cara masing masing dalam menghasilkan sebuah karya tulisan.
Tips ini saya dapatkan dari beberapa sumber buku dan website karena saya tau pengalaman saya tidak banyak dalam dunia kepenulisan jadi tak pantas untuk diri ini memberikan tips.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar