Jumat, 30 September 2016

Ini Tentang WAKTU





Rasanya tak bersyukur dengan hari ini, ku selalu merindu hari kemarin
Hari dimana dulu ku tak bersyukur seperti halnya hari ini.
Hari kemarin ingin ku ulangi, layaknya ujian sekolah, aku ingin melakukan remedial untuk hari kemarin. Ku ingin hapus hal-hal yang begitu merugikan diriku sendiri dan ku ingin perbanyak amal yang bermanfaat, tapi itu mustahil karna hari kemarin tak mungkin kembali.


Rasanya tak bersyukur dengan hari ini, ku selalu ingin segera esok hari
Esok aku akan melakukan ini, itu, dan lain lain, itulah rencanaku, lalu ketika hari esok menghampiriku, ku tetap saja mengatakan esok esok dan esok aku akan melakukan hal tersebut. Padahal aku  yang sekarang belum tentu bertemu dengan hari esok.


Rasanya tak bersyukur dengan hari ini. Apa yang telah ku lakukan hari ini? Apakah hari ini ibadahku maksimal? Apakah hari ini aku sudah bermanfaat bagi orang lain? Apakah aku hari ini sudah lebih baik dari hari kemarin? Apakah aku hari ini akan lebih buruk dari hari esok? Tak ada yang tau, tapi bukan berarti kita diam saja menikmati ketidak tahuan itu, mari melangkah untuk lebih maju


Rasanya tak bersyukur dengan hari ini. Ketika ada sedikit waktu, ku mengeluh dan mengatakan “andai waktuku lebih banyak pasti ku bisa berbuat banyak”. Namun ketika Allah karuniakan aku waktu luang yang tak terhitung nilainya, semuanya terbuang sia-sia dengan ku menunda-nunda pekerjaanku, ibadahku, dan amalku. Ku lebih memilih bermalas-malasan atau melakukan hal yang tak bermanfaat karna ku menganggap waktuku masih banyak


Rasanya tak bersyukur dengan hari ini. Sekarang adalah waktu yang menentukan hari esokku, waktu yang menjadi akibat dari di hari kemarinku. Sekarang adalah waktuku untuk bersyukur, karna ku tak tau detik setelah sekrang ini masihkah dapat ku nikmati

Kita selalu terlena dengan waktu luang dan merasa waktu kita masih banyak. sedangkan ketika waktu sempit datang kita baru sadar begitu indah nikmat waktu luang itu hanya saja kita yang tidak bersyukur dan memanfaatkannya dengan baik. Ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW,

"Ada dua kenikmatan yang membuat banyak manusia tertipu yaitu nikmat sehat dan waktu senggang" (HR. Bukhari)

Waktu cepat berlalu
Ketika beberapa tahun kita tak bertemu, seseorang pada umumnya akan mengatakan "gak kerasa ya sekarang sudah besar, sudah nikah, sudah punya anak dan lain lain". Itu salah satu bukti waktu begitu cepat berlalu. Sedangkan jika kita beberapa menit merenung mengamati sekitar kita, memandang dengan penuh perhatian orang-orang disekitar kita, begitu banyak waktu yang telah kita lalui, begitu banyak yang berubah di sekitar kita, namun kita tidak berada di tempat yang begitu berarti dalam peubahan dinamis di sekitar kita. Lalu jika kita merenung kembali tentang umur kita di dunia ini, mungkin banyak kita yang sudah berumur dua puluh tahun, tiga puluh tahun, empat puluh tahun dan seterusnya, puluhan tahun tersebut pasti tidak begitu terasa, terutama bagi dia yang hanya menghabiskan waktunya untuk  banyak tidak melakukan apa apa atau bahkan mengisi waktu tersebut dengan hal-hal buruk 

Di dalam al-Qur'an juga telah digambarkan fenomena ini
"Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari" (QS. an-Naazi'aat [79] : 46) 

Oleh sebab itu manfaatkan sisa waktu yang tidak lama, karena hakikat kita di dunia hanya sementara, ajal sudah menanti kita tanpa kita tau kedatangannya, jangan sampai kita bertemu dengannya tanpa amal apa-apa dan penuh dosa.

Waktu yang sudah berlalu tidak mungkin kembali 

Mesin waktu merupakan teknologi yang selalu dimunculkan dalam film, mulai dari film anak hingga film dewasa, namun sampai saat ini belum ada bukti nyata tentang keberadaannya. Ketika ku mulai membayangkan jika benar teknologi ini tercipta itu pasti atas izin Allah bukan kepandaian manusia, namun tak pernah terbayang jika banyak orang yang kembali ke masa lalu dan pergi ke masa yang akan datang, siapa yang akan berada di masa sekarang. Lalu bagaimana catatan amal kita kelak, yang sudah tercatat dalam buku amal kita dan tak mungkin berubah hingga hari kiamat. Sehingga kesimpulannya keberadaan mesin waktu itu sangat mustahil.
Inilah yang pernah disampaikan oleh Imam Hasan Basri "Tidak ada satu hari pun yang menampakkan fajarnya, kecuali ia akan menyeru 'Wahai Anak Adam, aku adalah harimu yang baru, yang akan menjadi saksi atas amalmu, maka carilah bekal dariku, karena jika aku telah berlalu, aku tidak akan kembali lagi hingga hari kiamat", di kutip dari buku "Meneladani Jam-Jam Nabi dalam Beribadah dan Bekerja" karya M. Sanusi 

Waktu merupakan aset yang paling berharga

Siapakah yang bisa membeli waktu, mengambalikan masa mudanya dengan harta dan kekayaannya? pasti tidak ada yang bisa meskipun dia adalah orang yang terkaya di dunia, mungkin dia hanya bisa membeli jam termahal bukan waktunya. Dan siapa yang mau menukar umurnya satu tahun, satu bulan atau hanya satu hari saja dengan harta dan kekayaan? mungkin tidak akan ada yang mau, meski dibayar dengan uang miliyaran bahkan triliunan. Ini lah yang menjadikan waktu menjadi aset yang begitu berharga, karena waktu merupakan modal dari segala kebutuhan manusia. Tanpa waktu orang tak akan punya uang karena tak ada waktu bekerja, tanpa waktu orang tak akan berilmu karena tak ada waktu belajar, tanpa waktu orang tak akan beramal karena tidak ada waktu beribadah.
Imam Hasan Basri berkata, "Saya melihat segolongan manusia yang memberikan perhatian kepada waktu lebih banyak daripada perhatian kalian terhadap dirham dan dinar"  di kutip dari buku "Meneladani Jam-Jam Nabi dalam Beribadah dan Bekerja" karya M. Sanusi.

Jangan hanya bersyukur atas do'a kita yang telah dikabulkan oleh Allah, sesungguhnya tanpa kita berdo'a Allah memberikan nikmat begitu banyak. tanpa engkau meminta tidak dibutakan dipagi hari, Allah sudah memberi penglihatan setiap detiknya, tanpa engaku meminta bisa bernafas, Allah sudah memberi oksigen setiap helaan nafasmu. dan jangan lupa nikmat sesungguhnya adalah nikmat iman dan islam, untuk apa kaya raya dan memiliki fisik sempurna jika tidak beriman, maka akhirnya akan terbakar semuanya di neraka. Bukan berarti berhenti berdo'a karena do'a adalah ibadah, ganjarannya adalah tiket menuju surga berupa pahala, kita ini hanya hamba yang tak berdaya, dan hanya Allah lah tempat meminta. 


Inspirasi dari :
Likungan yang terbiasa menunda, terlambat, dan tak bersyukur tentang waktu
Buku "Meneladani Jam-Jam Nabi dalam Beribadah dan Bekerja" karya M. Sanusi 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar