Tak pernah ku temui seorang wanita yang ingin melewatkan kesempatan menjadi seorang ibu. Mungkin terlihat melelahkan saat memiliki berbagai keluhan selama 9 bulan 10 hari mulai dari mual, muntah, lemas, pusing, sesak, sering buang air kecil, pegal pegal karena itu memang perubahan yang normal terjadi pada wanita hamil, bukan suatu penyakit tapi tetap saja itu sangat membuat tidak nyaman dan hal tersebut akan hanya dirasakan oleh sang istri serta sulit dipahami oleh sang suami. Istri hanya butuh perhatian, kasih sayang dan dihargai, dengan ini mungkin segala rasa tidak nyamannya bisa berkurang dan kehamilan pun berjalan begitu menyenangkan.
Dengan berbagai keluhanselama 9 bulan 10 hari tak membuat wanita menyerah, dia tetap ingin dipanggil ibu oleh anak yang ada dalam kandungannya. Penjuangannya untuk melahirkan anaknya seperti berperang dijalan Allah yaitu berjihad yang ketika ajal menghampirinya surga menjadi ganjarannya. Jeritannya bukan menandakan dia tak ingin menjadi ibu tetapi sakitnya melahirkan melebihi sakit yang mampu dirasakan oleh manusia. Aku adalah seorang bidan yang telah hadir di tengah tengah proses puluhan persalinan. Saat pertama melihat proses persalinan, satu orang yang pertama ku ingat yaitu ibu, tak kuasa ku menahan tangis, mataku pun berkaca kaca, aku sering menyusahkannya semenjak dalam kehamilan tapi bukannya berterimakasih aku jutru sering marah dan ngambek saat keinginanku tak dituruti, aku ngeyel saat dinasehati. Kini mulai lebih ku jaga kata kata ku padanya terutama ketika dia semakin menua, perasaannya semakin sensitif.
Proses melahirkan tak akan pernah terlupakan, bahkan sebagian ibu akan ingat jam, hari, dan bagaimana proses yang dialaminya hingga akhir hayatnya. Namun tak sampai di situ sulitnya seorang ibu, dia harus menyusui anaknya, tidurnya tak tenang karena tangis bayi di setiap malamnya, biasanya pergi kemana saja bisa tapi kini ada anak yang harus dijaga. Meski lelah terus menerpa tak pernah ibu menyalahkan kehadiran anaknya. Ibu adalah guru pertama yang menajari kita berjalan dan berbicara.
Aku pernah menonton sebuah video yang aku tidak tau video itu dibuat dimana, yang jelas bukan di indonesia, video itu ku dapat dari group. Ada sebuah lowongan pekerjaan khusus, beberapa orang diwawancarai dengan pertanyaan yang sama dengan waktu dan jawaban yang berbeda, wawancara hanya dilakukan 4 mata. A, B, C dan D adalah pelamar pekerjaan yang di interview.
Penginterview : "profesi yang dibutuhkan adalah pengawas pertumbuhan. Tidak perlu banyak tugas hanya harus sabar dan bertanggungjawab. Pertama tama kamu harus banyak tenaga karena akan banyak berdiri dan membungkuk"
A : "membungkuk?"
B : "sepertinya ini pekerjaan berat"
C : "hari kerja berapa hari?"
Penginterview : "seminggu lebih dari 135 jam. Seminggu 7 hari kerja, bisa dibilang 24 jam siaga kerja"
A : "jadi 1 tahun 345 hari?"
B : "tidak ada libur?"
Penginterview : "tidak ada libur, hari buruh, imlek, dan libur nasional semua tidak libur"
A : "orang bukan mesin, perlu istirahat"
B : "kalau begitu melanggar peraturan perundang undangan"
Peinterview : "pasti sesuai aturan"
A : "kalau begitu harus ada waktu makan dan tidur"
Penginterview : "kamu boleh makan setelah klien sudah makan, profesi ini memang permintaan yang berat. Negosiasi dengan klien perlu teknik komunikasi yang baik. Kamu juga harus mampu mengelola keuangan, konsumsi, pengobatan dan kemampuan kesenian"
A : "harus bisa masak?"
B : "pengobatan, terlalu berat"
Penginterview : "kalau klien lapar kamu harus segera kasih makan. Jaga nutrisinya, kalau dia sakit, kamu harus segera ketahui masalahnya"
A : "ini agak terlalu melantur"
Penginterview : " ini benar benar, tidak main main. Harus serba bisa, kamu akan bekerja di situasi yang tidak menentu. Kamu harus merubah pola hidupmu yang lama"
A : "keterlaluan permintaan ini"
B : "ini terlalu kejam"
C : "orang biasa tidak akan bisa melakukannya"
D : "saya rasa tidak ada orang yang sanggup melakukannya. Pekerjaan seperti itu gajinya berapa?"
Penginterview : "menurut kamu pantasnya berapa?"
A : "paling gak 250 juta / tahun"
B : "tidak bisa kurang dari 1,25 miliyar / tahun"
C : "dikasih berapapun, saya tidak mau"
Penginterview : "taukah kamu siapa yang bisa melakukan profesi ini?"
A, B, C, D : "tidak tau, siapa?"
Penginterview : "ibu"
A : "ya, ibu" (mata berkaca kaca)
B : "Ibu, saya akan berterimaksih padanya"
Begitu berat tugas seorang ibu rumah tangga namun kurang dihargai. Andai ada sebuah pekerjaan yang dibayar untuk menjadi ibu mungkin tak ada yang sanggup membayarnya. Jika anak ingin membalas budi ibunya, hingga akhir hayat mungkin dia tak akan bisa karena tak ada hal yang sebanding dengan segala pengorbanan dan perjuangannya. Pantas jika Allah sangat memuliakan seorang wanita terutama ibu hingga Allah menurunkan surat dalam al-Qur'an khusus untuk wanita (muslimah) yaitu surat an nisa.
Meski aku belum menjadi ibu namun aku sedikit paham alasan pengorbanan seorang ibu yaitu atas dasar kasih sayang. Cinta yang membuatnya rela melakukan apa saja demi anak. Mendapat pelukan dari seorang anak itu rasanya luar biasanya, aku pernah menggendong anak oranglain umurnya sekitar 2 tahun, saat ditakut atau ada orang yang ingin mengendongnya tapi dia tak mau, dia langsung mendekapku, aku bisa merasakan jantungnya berdetak di dekat jantungky, entah getaran apa yang ku rasakan namun aku sangat merasa tenang dan sangat bahagia, aku seperti telah menjadi super hero yang melindunginya dalam dekapku. Mungkin ini yang dirasakan para ibu, saat anaknya merasa terancam selain Allah, orang yang pertama dia sebut adalah ibu.
Ya Allah izinkan seluruh muslimah di dunia ini menjadi ibu terbaik yang melahirkan dan mendidik generasi terbaik untuk memperjuangkan agamamu. Aku ingin menjadi seorang ibu meski pekerjaan itu berat dan melelahkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar