Saat duduk di bangku SMA aku bertanya pada seorang guru biologi, beliau sangat cerdas bukan karena beliau hafal ribuan nama ilmiah tapi penalarannya selalu diuar penalaran kita. Cara mengajarnya pun berbeda dari guru biasanya, beliau lebih suka membawa kita langsung praktek baru kita akan dapat teorinya sehingga sampai saat ini aku sudah lulus kuliah masih ingat apa yang beliau ajarkan. Ketika belajar bioteknologi kita diajarkan untuk membuat tempe, bakpau, tape. Selain itu beliau minta kita membawa hewan" kecil untuk secara langsung mengamati morfologi hewan tersebut. Yang lebih keren, beliau kadang tau kepribadian kita, beliau tak seperti guru tapi lebih seperti sahabat.
Aku bertanya padanya saat topik pembelajaran tentang tumbuhan, "bu, apa yang membedakan rumput dengan bunga (tanaman hias)"
Tanpa terlihat berpikir guru ini menjawab dengan bahasa yang sangat mudah dimengerti "kalau rumput tumbuh liar, kalau bunga dirawat, kamu tau gelombang cinta itu di daerah kalimatan banyak seperti rumput tapi dulu dijual mahal di sini karena terlihat langka"
Pandangku fokus padanya sambil mengangguk anggukan kepala, "ehm, jadi secara bentuk tidak ada bedanya ya bu?"
"Ya sama saja, hanya rumputkan terlihat liar dan mengganggu tanaman lain"
Ku kembali mengganggukan kepala seraya paham apa yg dijelaskan. Kami pun kembali sibuk mengamatu dedaunan yg sudah kita bawa.
Secara detail aku tak ingat bagaimana penyusunan kata saat itu yg jelas inti dari pembicaraan kita seperti itu. Aku mulai berpikir tentang ini, jika manusia ingin rumput yang liar menjadi bunga yang dipuja itu mudah, tinggal memberikan doktrin kepada semua orang bahwa rumput itu adalah bunga. Begitu pula pacaran, zina, kebohongan,dan segala dosa yang dianggap biasa bahkan ada yang mengganggapnya suatu kebanggaan layaknya bunga.
Pacaran adalah mendekati zina dan Allah jelas jelas melarangnya tapi kini setelah pikiran manusia di masukan pemikiran yang tidak benar, tidak pacaran atau jomblo dibuli, menikah tanpa pacaran jadi bahan pembicaraan. Pacaran adalah rumput yang mengganggu pertumbuhan pemuda.
Membicarakan oranglain atau ghibah adalah dosa besar. Tapi acara intertaiment atau gosip menjadi menu sehari hari di televisi. Tanpa di sadari rumput rumput dosa telah kita rawat layaknya bunga.
Satu satunya yang dapat membuatkan mencabut rumput yang menjadi hama hanyalah ilmu agama. Ilmu membuat kita bertaqwa dengan sebenar benarnya taqwa. Membuat kita bisa membedakan mana bunga dan mana rumput. Tanamlah apa yang bermanfaat bukan justru merawat yang merusak.
Aku bertanya padanya saat topik pembelajaran tentang tumbuhan, "bu, apa yang membedakan rumput dengan bunga (tanaman hias)"
Tanpa terlihat berpikir guru ini menjawab dengan bahasa yang sangat mudah dimengerti "kalau rumput tumbuh liar, kalau bunga dirawat, kamu tau gelombang cinta itu di daerah kalimatan banyak seperti rumput tapi dulu dijual mahal di sini karena terlihat langka"
Pandangku fokus padanya sambil mengangguk anggukan kepala, "ehm, jadi secara bentuk tidak ada bedanya ya bu?"
"Ya sama saja, hanya rumputkan terlihat liar dan mengganggu tanaman lain"
Ku kembali mengganggukan kepala seraya paham apa yg dijelaskan. Kami pun kembali sibuk mengamatu dedaunan yg sudah kita bawa.
Secara detail aku tak ingat bagaimana penyusunan kata saat itu yg jelas inti dari pembicaraan kita seperti itu. Aku mulai berpikir tentang ini, jika manusia ingin rumput yang liar menjadi bunga yang dipuja itu mudah, tinggal memberikan doktrin kepada semua orang bahwa rumput itu adalah bunga. Begitu pula pacaran, zina, kebohongan,dan segala dosa yang dianggap biasa bahkan ada yang mengganggapnya suatu kebanggaan layaknya bunga.
Pacaran adalah mendekati zina dan Allah jelas jelas melarangnya tapi kini setelah pikiran manusia di masukan pemikiran yang tidak benar, tidak pacaran atau jomblo dibuli, menikah tanpa pacaran jadi bahan pembicaraan. Pacaran adalah rumput yang mengganggu pertumbuhan pemuda.
Membicarakan oranglain atau ghibah adalah dosa besar. Tapi acara intertaiment atau gosip menjadi menu sehari hari di televisi. Tanpa di sadari rumput rumput dosa telah kita rawat layaknya bunga.
Satu satunya yang dapat membuatkan mencabut rumput yang menjadi hama hanyalah ilmu agama. Ilmu membuat kita bertaqwa dengan sebenar benarnya taqwa. Membuat kita bisa membedakan mana bunga dan mana rumput. Tanamlah apa yang bermanfaat bukan justru merawat yang merusak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar