Bicara cinta pastilah yang ada dibenak kita adalah sesuatu yang indah indah. Cinta yang telah membuatku tersenyum malu ketika ada kehadirannya, cinta yang membuatku berkhayal bisa memiliki buku merah dan hijau dengannya, cinta yang membuatku berkorban sesuatu yang ada pada diriku, dan terkadang cinta yang menggerakan kita untuk melakukan sesuatu di luar batas kemampuan kita. Jatuh cinta adalah hal yang fitrah, pelabuhan cinta yang kita tuju tidak dapat kita paksakan, namun implementasi cinta bisa jadi pilihan. Implementasi cinta terbaik pada lawan jenis adalah dengan khitbah lalu menikah bukan dengan bunga ataupun coklat. Para jomblo jangan baper, yang punya pacar yang harusnya baper dan putusin pacarnya. Tak ada alasan apapun untuk pacaran sebelum pernikahan, ini tentu sudah jelas dalam al-Qur'an
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Israa’: 32)
Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang ayat ini: “Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam rangka melarang hamba-hamba-Nya dari perbuatan zina dan larangan mendekatinya, yaitu larangan mendekati sebab-sebab dan pendorong-pendorongnya.” (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, 5/55)
Asy-Syaikh As-Sa’di rahimahullah menjelaskan tentang ayat
ini di dalam tafsirnya, “Larangan mendekati zina lebih mengena ketimbang
larangan melakukan perbuatan zina, karena larangan mendekati zina
mencakup larangan terhadap semua perkara yang dapat mengantarkan kepada
perbuatan tersebut. Barangsiapa yang mendekati daerah larangan, ia
dikhawatirkan akan terjerumus kepadanya, terlebih lagi dalam masalah
zina yang kebanyakan hawa nafsu sangat kuat dorongannya untuk melakukan
zina.” (Lihat Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hal.457)
Kalau pacarannya tidak mendekati zina, itu pacaran yang model apa? pacaran gak pegang tangan, gak bersentuhan kulit, gak ketemu atau pergi berduaan, gak sayang sayangan, gak sering telfonan dan smsan. Kalau gini mah bukan pacaran namanya. Memikirkan si dia saja sudah jadi zina pikiran, terus gimana caranya pacaran positif tanpa mendekati zina. Dicek saja pengertian istilah pacaran itu sendiri apa, sebenarnya tak penting pacaran atau tidak yang jelas seuatu yang mendekati zina itu dilarangan.
Tak ada cinta yang tak membahagiakan jika terbalaskan, dan tak ada cinta yang menyakitkan selain sebuah penghianatan. Cinta yang menyakitkan tidak akan kita rasakan jika cinta utama hanya kita berikan pada Sang Pencipta karena inilah cinta positif. Sedangkan istilah cinta bertepuk sebelah tangan, cinta segitiga, cinta buta tanpa logika
hanya kita temukan pada kisah cinta para pemuda dan pemudi. Berapa banyak anak muda galau karena cinta bahkan ada yang hingga berujung pada bunuh, ini tidak akan terjadi jika mereka tidak terlalu berharap dan mencintai manusia melebihi cintanya pada Sang Pencipta.
Lalu bagaimana agar cinta utama bisa berlabuh pada Allah saja? Tak kenal maka tak sayang, ini peribahasa yang tepat untuk menjawab pertanyaan tersebut. Jika ingin mencintai sesuatu kita harus mengenal, dekat barulah cinta itu bersmidi hati. Apakah kita sudah cukup kenal dengan Pemilik seluruh alam ini? Siapakah Dia?
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي
عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ
فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
"Dan apabila
hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang
berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi
(segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka
selalu berada dalam kebenaran." (QS. Al-Baqarah : 186)
Jika kita ingin lebih mengenal Allah maka bacalah segala firman-Nya dalam Al-Qur'an. Orang yang mencintai Allah akan bergetar hatinya ketika dibacakan ayat suci Al-qur'an, ini sama halnya ketika kita mendengar suara orang yang kita cintai, hati bergetar, wajah memerah, dan ujung bibir sedikit naik sehingga membentuk sebuah sudut senyum. Cintai tanpa bukti sama saja omong kosong, jika ingin membuktikan cintamu kepada Allah adalah ikuti Rasulullah, sesuai dengan firman Allah,
Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah,
ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.”
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Āli ‘Imrân/3: 31)
Yang membedakan cinta pada Sang Pencipta dengan cinta ciptaannya adalah bentuk balasannya, mungkin jika cintamu terbalaskan oleh orang yang kau cintai yang kau dapatkan hanya pengucapan janji suci dengan menjabat tangan walimu di depan penghulu (bukan berarti menyepelekan hal ini), tapi jika Pencipta yang membalas cinta kita, sungguh luar biasa.
Buah
manis lain untuk orang yang telah dicintai Allah adalah ia akan
dicintai dan diterima di tengah penduduk bumi. Disebutkan dalam
al-Shahih,
إِذَا
أَحَبَّ اللَّهُ الْعَبْدَ نَادَى جِبْرِيلَ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ
فُلَانًا فَأَحْبِبْهُ فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ فَيُنَادِي جِبْرِيلُ فِي
أَهْلِ السَّمَاءِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ
فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي
الْأَرْضِ
"Apabila Allah mencintai seorang
hamba maka Dia menyeru, sesungguhnya Allah mencintai fulan maka
cintailah ia. Lalu Jibril mencintainya. Kemudian Jibril menyeru penghuni
langit, sesungguhnya Allah mencintai fulan maka cintailah ia oleh
kalian. Lalu penghuni langit mencintainya. Kemudian diberikan padanya
penerimaan di bumi." (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, lafadz milik Al-Bukhari)
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/aqidah/2012/09/25/20826/jika-allah-sudah-cinta-kepada-hamba/#sthash.9KZv0MJi.dpuf
Buah
manis lain untuk orang yang telah dicintai Allah adalah ia akan
dicintai dan diterima di tengah penduduk bumi. Disebutkan dalam
al-Shahih,
إِذَا
أَحَبَّ اللَّهُ الْعَبْدَ نَادَى جِبْرِيلَ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ
فُلَانًا فَأَحْبِبْهُ فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ فَيُنَادِي جِبْرِيلُ فِي
أَهْلِ السَّمَاءِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ
فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي
الْأَرْضِ
"Apabila Allah mencintai seorang
hamba maka Dia menyeru, sesungguhnya Allah mencintai fulan maka
cintailah ia. Lalu Jibril mencintainya. Kemudian Jibril menyeru penghuni
langit, sesungguhnya Allah mencintai fulan maka cintailah ia oleh
kalian. Lalu penghuni langit mencintainya. Kemudian diberikan padanya
penerimaan di bumi." (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, lafadz milik Al-Bukhari)
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/aqidah/2012/09/25/20826/jika-allah-sudah-cinta-kepada-hamba/#sthash.9KZv0MJi.dpuf
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah SAW bersabda:
”Sesungguhnya apabila Allah mencintai seseorang,
maka Dia akan memanggil malaikat Jibril seraya berseru: ‘Hai Jibril,
sesungguhnya Aku mencintai si fulan. Oleh karena itu, cintailah ia! ‘
Rasulullah bersabda: ‘Akhirnya orang tersebut pun dicintai Jibril.
Setelah itu, Jibril berseru di atas langit; ‘Sesungguhnya Allah
mencintai si fulan. OIeh karena itu, cintailah ia! ‘ Kemudian para
penghuni langit pun mulai mencintainya pula.’ Rasulullah shallallâhu
‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Setelah itu para penghuni bumi juga
mencintainya.’ Sebaliknya, apabila Allah membenci seseorang, maka Dia
akan memanggil malaikat Jibril dan berseru kepadanya: ‘Sesungguhnya Aku
membenci si fulan. Oleh karena itu, bencilah ia.’ Rasulullah shallallâhu
‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Lalu malaikat Jibril berseru di langit;
‘Sesungguhnya Allah membenci si fulan. OIeh karena itu, bencilah ia!”
Kemudian para penghuni langit membencinya. Setelah itu para penghuni dan
penduduk bumi juga membencinya.” (Hadits Riwayat Muslim dari Abu
Hurairah r.a., Shahîh Muslim, juz VIII, hal. 40, hadits no. 6873)
Buah
manis lain untuk orang yang telah dicintai Allah adalah ia akan
dicintai dan diterima di tengah penduduk bumi. Disebutkan dalam
al-Shahih,
إِذَا
أَحَبَّ اللَّهُ الْعَبْدَ نَادَى جِبْرِيلَ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ
فُلَانًا فَأَحْبِبْهُ فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ فَيُنَادِي جِبْرِيلُ فِي
أَهْلِ السَّمَاءِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ
فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي
الْأَرْضِ
"Apabila Allah mencintai seorang
hamba maka Dia menyeru, sesungguhnya Allah mencintai fulan maka
cintailah ia. Lalu Jibril mencintainya. Kemudian Jibril menyeru penghuni
langit, sesungguhnya Allah mencintai fulan maka cintailah ia oleh
kalian. Lalu penghuni langit mencintainya. Kemudian diberikan padanya
penerimaan di bumi." (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, lafadz milik Al-Bukhari)
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/aqidah/2012/09/25/20826/jika-allah-sudah-cinta-kepada-hamba/#sthash.9KZv0MJi.dpuf
Masih ragu untuk tidak mengutamakan cinta kepada Allah dibandingkan cinta yang lain? Jangan buang buang waktumu karena kematian bisa datang kapan saja, tanpa Rahmad-Nya kita hanya seonggok daging yang tak ada nilainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar