Rabu, 22 Februari 2017

TENTANG WAKTU



Rasanya tak bersyukur dengan hari ini. Ku merindu hari kemarin, hari dimana dulu ku tak bersyukur seperti hari ini. Hari kemarin ingin ku ulangi, bagaikan ujian sekolah, aku ingin melakukan remedial untuk hari kemarin. Ku ingin hapus hal-hal yang harusnya tak ku perbuat dan ku perbanyak amal yang bermanfaat, tapi itu mustahil karna hari kemarin tak mungkin kembali.
Rasanya tak bersyukur dengan hari ini. Ku ingin segera esok hari, karna esok aku akan melakukan ini, itu, dan lain lain, lalu esok pun menghampiriku, namun tetap saja ku mengatakan esok esok dan esok aku akan melakukan hal tersebut. Lalu kapan? Karna aku  yang sekarang belum tentu bertemu dengan hari esok.
Rasanya tak bersyukur dengan hari ini. Apa yang telah ku lakukan hari ini? Apakah hari ini ibadahku sempurna? Apakah hari ini aku sudah bermanfaat bagi orang lain? Apakah aku hari ini sudah lebih baik dari hari kemarin? Apakah aku hari ini akan lebih buruk dari hari esok? Tak ada yang tau, tapi bukan berarti tak ada yang usaha
Rasanya tak bersyukur dengan hari ini. Ketika ada sedikit waktu, ku mengeluh dan mengatakan “andai waktuku lebih banyak pasti ku bisa berbuat banyak”. Namun ketika Allah karuniakan aku waktu luang yang tak terhitung nilainya, semuanya terbuang sia-sia dengan ku menunda-nunda pekerjaanku, ibadahku, dan amalku. Ku lebih memilih bermalas-malasan karna ku menganggap waktuku masih banyak
Rasanya tak bersyukur dengan hari ini. Sekarang adalah waktu dimana aku hidup, waktu yang menentukan hari esokku, waktu yang menjadi akibat dari sebabku di hari kemarin. Sekarang adalah waktuku untuk bersyukur, karna ku tak tau satu detik lagi masih dapat ku menikmati waktu yang sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar