"Jon, di desa kita ada warung jual miras. Ayo kita tindak!"
"Nggak usah. Yang penting jadi orang baik."
Sebulan kemudian.
"Jon, para pemuda mulai suka mabuk-mabukan di warung itu. Ayo kita tindak sebelum terlambat!"
"Buat apa? Lha wong mereka juga nggak ganggu kita, kok."
Sebulan lagi berlalu.
"Jon, sekarang warung itu dibangun tambah megah. Nggak cuma jual miras, sudah ada pelacurnya juga. Setengah penduduk desa sudah jadi pelanggan. Kalau kita tidak menindak sekarang, besok-besok kita nggak akan punya kekuatan lagi."
"Urus diri sendiri dulu, nggak usah ngurusin orang lain."
Setahun kemudian.
"Jon, desa kita sudah jadi pusat maksiat. Masjid mau dirobohkan. Kamu, sebagai ta'mirnya, juga akan diusir."
"Lho, lho. Kok gitu? Ya jangan gitu, dong. Ayo kita lawan mereka!"
"Sudah terlambat, Jon. Kita sudah jadi minoritas. Dulu saat mereka dengan getol menanamkan ideologi dan memperluas kekuasaan, kita cuma sekedar jadi orang baik. Ternyata itu tidak cukup."
Di dunia ini setidaknya terdapat empat golongan orang dalam berislam :
Golongan pertama : "orang Islam yang berilmu Islam, menjalankan Islam, berakhlaq Islam dan sangat perduli dengan urusan umat Islam."
Golongan kedua : "orang Islam yang sedikit berilmu Islam, menjalankan Islam, tapi tidak perduli dengan nasib umat Islam."
Golongan ketiga : "orang Islam yang tidak mempunyai ilmu Islam, tidak menjalankan syariat Islam dan tidak perduli terhadap urusan Islam."
Golongan keempat : "orang Islam yang belajar Islam, menjalankan sebagian syariat Islam, suka mengkritik dan terkadang benci terhadap Islam dan umat Islam, dan tidak perduli terhadap urusan umat Islam."
Sayangnya, golongan pertama adalah minoritas, sedangkan golongan kedua dan ketiga mayoritas, dan golongan keempat sedikit jumlahnya tapi besar bahayanya.
Itu adalah penjelasan dari DR. Hamid Fahmy Zarkasyi (Wakil Rektor Universitas Darussalam Gontor Ponorogo) yang aku dapatkan dari group WA. Aku tak tau harus tabayun kemana, jadi mohon maaf dan dingatkan jika ada kesalahan.
Sekarang kita ambil sisi positif dari broadcast tersebut, ini waktunya kita jadi golongan yang pertama, di lingkunganku mungkin bisa jadi lingkungan kalian juga hamil di luar nikah sudah biasa, minuman keras mudah didapat, dan sekitarnya narkoba meraja lela. Dan aku gak tau apalagi kemaksiatan yg ada.
Manusia yang bangun di pagi hari tidak memikirkan masalah umat islam maka bukan termasuk golongan umat islam. Apakah kita termasuk manusia yang bangun hanyaemikirkan dunia tapi sudah merasa cukup dengan keislaman kita, tak peduli masalah umat, hanya fokus dengan urusan dunia.
Lalu bagaimana caranya? Minimal tholabul ilmi n dakwah, amal ma'ruf nahi mungkar. Dari hal sepele, ajak keluarga, sahabat, temen dalam kebaikan. Ingatkan jika ada keluarga, sahabat, temen yg berbuat salah. Kaitkan segala hal dgn agama sesuai ilmu yang telah diterima. Jangan cuek sama masalah oranglain, jika tak bisa menolak sesuatu yang tidak baik dengan perilaku ataupun lisan, minimal dengan hati. Contoh yang sederhana, kita biasa saja lihat wanita" tak menutup aurat padahal itu adalah sesuatu yg wajib, jika kita kenal mungkin kita bisa ingatkan, untuk sesama wanita bisa saling menghadiahkan jilbab, jika tidak kenal minimal dido'akan
Inilah indahnya islam, kita dengan yang lain adalah saudara yang wajib mengingatkan. Tapi peran media sangat berpengaruh, selalu di kisahkan seseorang yg ikut campur urusan oranglain itu celaka. Ikut campur itu memang ada batasnya, jika masalahny tentang aturan Allah yang dilanggar kita wajib menolaknya baik lewat tindakan, lisan atau hanya perasaan.
Tapi ingat saat menegur atau menasehati harus dengan cara yang baik, tegur jangan didepan umum, dekati dan sampaikan secara halus. Selian itu media dan fasilitas yg semakin mudah biada digunakan untuk berdakwah. Ingat saudaraku semua nikmat diminta pertanggungjawabannya. Tubuh sehat, pikiran yang jernih, HP, internet, laptop yg telah Allah berikan kelak akan ditanya digunakan untuk apa? Harus kita gunakan semua itu selain untuk menunjang kehidupan dunia karena Allah tapi juga untuk membela agama Allah
"Nggak usah. Yang penting jadi orang baik."
Sebulan kemudian.
"Jon, para pemuda mulai suka mabuk-mabukan di warung itu. Ayo kita tindak sebelum terlambat!"
"Buat apa? Lha wong mereka juga nggak ganggu kita, kok."
Sebulan lagi berlalu.
"Jon, sekarang warung itu dibangun tambah megah. Nggak cuma jual miras, sudah ada pelacurnya juga. Setengah penduduk desa sudah jadi pelanggan. Kalau kita tidak menindak sekarang, besok-besok kita nggak akan punya kekuatan lagi."
"Urus diri sendiri dulu, nggak usah ngurusin orang lain."
Setahun kemudian.
"Jon, desa kita sudah jadi pusat maksiat. Masjid mau dirobohkan. Kamu, sebagai ta'mirnya, juga akan diusir."
"Lho, lho. Kok gitu? Ya jangan gitu, dong. Ayo kita lawan mereka!"
"Sudah terlambat, Jon. Kita sudah jadi minoritas. Dulu saat mereka dengan getol menanamkan ideologi dan memperluas kekuasaan, kita cuma sekedar jadi orang baik. Ternyata itu tidak cukup."
Di dunia ini setidaknya terdapat empat golongan orang dalam berislam :
Golongan pertama : "orang Islam yang berilmu Islam, menjalankan Islam, berakhlaq Islam dan sangat perduli dengan urusan umat Islam."
Golongan kedua : "orang Islam yang sedikit berilmu Islam, menjalankan Islam, tapi tidak perduli dengan nasib umat Islam."
Golongan ketiga : "orang Islam yang tidak mempunyai ilmu Islam, tidak menjalankan syariat Islam dan tidak perduli terhadap urusan Islam."
Golongan keempat : "orang Islam yang belajar Islam, menjalankan sebagian syariat Islam, suka mengkritik dan terkadang benci terhadap Islam dan umat Islam, dan tidak perduli terhadap urusan umat Islam."
Sayangnya, golongan pertama adalah minoritas, sedangkan golongan kedua dan ketiga mayoritas, dan golongan keempat sedikit jumlahnya tapi besar bahayanya.
Itu adalah penjelasan dari DR. Hamid Fahmy Zarkasyi (Wakil Rektor Universitas Darussalam Gontor Ponorogo) yang aku dapatkan dari group WA. Aku tak tau harus tabayun kemana, jadi mohon maaf dan dingatkan jika ada kesalahan.
Manusia yang bangun di pagi hari tidak memikirkan masalah umat islam maka bukan termasuk golongan umat islam. Apakah kita termasuk manusia yang bangun hanyaemikirkan dunia tapi sudah merasa cukup dengan keislaman kita, tak peduli masalah umat, hanya fokus dengan urusan dunia.
Lalu bagaimana caranya? Minimal tholabul ilmi n dakwah, amal ma'ruf nahi mungkar. Dari hal sepele, ajak keluarga, sahabat, temen dalam kebaikan. Ingatkan jika ada keluarga, sahabat, temen yg berbuat salah. Kaitkan segala hal dgn agama sesuai ilmu yang telah diterima. Jangan cuek sama masalah oranglain, jika tak bisa menolak sesuatu yang tidak baik dengan perilaku ataupun lisan, minimal dengan hati. Contoh yang sederhana, kita biasa saja lihat wanita" tak menutup aurat padahal itu adalah sesuatu yg wajib, jika kita kenal mungkin kita bisa ingatkan, untuk sesama wanita bisa saling menghadiahkan jilbab, jika tidak kenal minimal dido'akan
Inilah indahnya islam, kita dengan yang lain adalah saudara yang wajib mengingatkan. Tapi peran media sangat berpengaruh, selalu di kisahkan seseorang yg ikut campur urusan oranglain itu celaka. Ikut campur itu memang ada batasnya, jika masalahny tentang aturan Allah yang dilanggar kita wajib menolaknya baik lewat tindakan, lisan atau hanya perasaan.
Tapi ingat saat menegur atau menasehati harus dengan cara yang baik, tegur jangan didepan umum, dekati dan sampaikan secara halus. Selian itu media dan fasilitas yg semakin mudah biada digunakan untuk berdakwah. Ingat saudaraku semua nikmat diminta pertanggungjawabannya. Tubuh sehat, pikiran yang jernih, HP, internet, laptop yg telah Allah berikan kelak akan ditanya digunakan untuk apa? Harus kita gunakan semua itu selain untuk menunjang kehidupan dunia karena Allah tapi juga untuk membela agama Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar